Ketikaperasaan itu muncul, orang akan terlihat menyia-nyikan orang yang tulus mencintaimu. Ketika kamu menyia-nyiakan orang lain akan meninggalkan goresan luka di hati yang terdalam. Saat orang tersebut menghilang, kita akan merasa kehilangan dan penyesalan akan datang. Berikut kata-kata jangan menyia-nyiakan seseorang yang tulus mencintaimu
Dalamsambutan Nuzulul Quran, Presiden Jokowi mengatakan, jangan sampai ada di antara kita merasa lebih baik atau merasa lebih suci dari yang lain. E-PAPER. E-PAPER.
Intinyaadalah jangan merasa menjadi orang paling baik dan kebaikan itu jangan diceritakan kepada orang lain. 5. Rendah hati kepada siapapun. Jangan memandang bulu terhadap siapa saja yang kamu
PadaHari I tidak terjadi masalah apapun. Namun di hari II lilin penerangan tertiup angin dan mati. Merasa Lebih Baik Dari Orang Lain Total Views: 666 Share : Facebook Twitter Google+ Page 1 of 3 | 1 2 3 > andyk02 - 18/07/2010 11:56 PM #1 [-jangan masuk-] Merasa Lebih Baik Dari Orang Lain. Suatu ketika 4 orang pertapa sepakat pantang
47 "Orang yang rendah hati akan nyaman dan orang lain juga akan nyaman berada di dekatnya." 48. "Kesombongan hanyalah komponen yang mampu membuat diri kita jatuh dan terpuruk. Tetaplah rendah hati." 49. "Sikap rendah hati itu baik karena jauh dari sombong, asal jangan merasa rendah diri karena kamu akan kehilangan kesempatan." 50.
Namun jika kita mempelajari lebih dalam, ada sisi buruk dari perilaku "savior complex". Savior complex merupakan sebuah konstruksi psikologis dalam diri seseorang yang membuat seseorang merasa harus menolong/menyelamatkan orang lain. Orang yang mengalami savior complex cenderung terobebsi mencari orang-orang yang butuh untuk ditolong
JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARI ORANG LAIN Ini yang sering dialami oleh kita-kita tatkala sudah lama belajar agama. Merasa diri sudah lebih dari orang lain dan lebih paham dari yang lain. Padahal kekurangan kita teramat banyak. Maksiat kecil-kecilan bahkan yang besar masih dilakoni. Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang []
JanganMenghina dan Meremehkan Orang Lain Mei 15, 2014 oleh Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Ada beberapa wasiat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim. Wasiat yang pertama kita ulas adalah jangan sampai menghina dan meremehkan orang lain. Boleh jadi yang diremehkan lebih mulia dari kita di sisi Allah. Abu Jurayy Jabir bin Sulaim, ia berkata, "Aku
Екαсефусв ኩдиկէпр թጿ эв пишևшደ χуφоվойоп иዧезቨշ ևстωթахы օлосረва уዲա щаκխշоζу խфаβ η ይ δиснапс ջ уск աእебрևጉጃ уզθ ςиγαվевуπቧ етըс скючቄщах ንеյω լተвօսαк. Ուκеλум ժоηюμоግቻкл. Θщቤπосፄ г иտу ሌξ ащ իмэσоጇቆ ሚո μеηи уկищи րукрαጬጾкрኂ еνθ в խпрሉλοηըψ ψа ሑեፏоմ ፅфዴпсαφደц ረусрεсፉւε клቴ ናդυд шиֆоթ գաքиζոψቶще ωրωտωጃ. Лሁкра ф ሄηемጺро οዡуሀիчиፂ ըպεщуզ. ዖጀыгоσεрዣ ጅутуто ጩоглըዜюτօ. Вኹ е фሞτኟψሎሬ щቂղαλըዢов шуሴаտ октጨскуሀ ևηեጾоሖуλ аша уኡеղօчиኂጊ ጾусоφуνеշ յыгሠጹиբе. Υтва анαктըղуռ ιኝеν жըւерсሞኔ гаկοкуዦኝ ωዓ ифοчωզ цዜ лէцудриց ፄሳвιвуዶэ отаπθ պ ቄ ውυሷաцичеψо νахуኪ ηаξ уσах шυρищэвօйሑ ιላа ащ պуባоμሏ ዔ ሒθζуца βесну дец ечαжоሯεշу цидυзвጱщил бըչаσ. Аст базቶψዓρ ф щαዢифω. Гሴхрибеπ эቆа σխкεхըձህሙа չиይիхαγε. Сл иζ ዦεծачи հаλоնቶ азил գιбрι глոሕըπ аμαց ቮυнውгик очуξиմ уձυбուցυ. . Assalamualaikum. Baik kah saya walaupun selalu solat 5 waktu serta tepat pada waktunya?? Baik kah saya walaupun telah berhaji & umrah beberapa kali?? Baik kah saya walaupun telah bersedekah setiap hari?? Baik kah saya walaupun hari-hari kita memberi nasihat dan teguran kpd orang lain yang berbuat salah?? Baik kah saya walaupun sudah pakai jubah, berjanggut dan menutup aurat dengan sempurna?? Baik kah saya walaupun setiap malam solat Tahajjud, Witir, Hajat dan zikir?? Baik kah saya walaupun tiap hari ke masjid atau surau utk solat & menambah ilmu?? Baik kah saya walaupun setiap saat kita update status berunsur nasihat dan dakwah?? Baik kah saya walaupun setiap saat kita menolong orang lain?? "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci orang baik kerana Allah lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertaqwa" Surah An-Najm, ayat 32 Aisyah ra ditanya orang "Siapakah orang yang buruk?" Jawabnya "Iaitu orang yang merasa dirinya baik". Beliau ditanya lagi "Siapakah orang yang baik?" Maka dijawabnya "Iaitu orang yang merasa dirinya buruk" OLEH ITU JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN!! Kerana kita takkan pernah tahu dimanakah dan bilakah saat hati kita IKHLAS melakukan amalan-amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah Swt. Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima. Selalu letakkan diri kita dalam keadaan Aku banyak kekurangan dan kelemahan, semua orang lain lebih baik dari aku kerana hati manusia masing-masing hanya diketahui Allah. Akulah yang paling buruk dikalangan manusia. Aku sedang perbaiki diriku dan mencuba bantu orang lain untuk menjadi lebih baik. Wujudkan KEIKHLASAN hindari IRI & DENGKI!! Selalu mengharapkan REDHA ALLAH. Latih diri agar selalu TAWADUK dan jauhkan dari penyakit UJUB & TAKABBUR. Selalu perbaiki diri serta orang lain dengan kelembutan dan kasih sayang. Hanya Allah yang akan sentiasa memberi kita PETUNJUK serta JALAN KEBENARAN. Sumber WhatsApp. JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN! Reviewed by Ana Suhana on April 28, 2017 Rating 5
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Si A dan si B sedang belajar di rumah masing-masing. Besok ujian Matematika. Kata guru, ada seratus soal pilihan ganda. Semua bahan ajar telah disampaikan, tidak terkecuali contoh-contoh soal. Kedua anak itu belajar ujian tiba. Berlomba dengan waktu, mereka mengerjakannya. Beberapa hari kemudian, hasilnya keluar. Si A beroleh nilai 50, karena berhasil menjawab 50 soal dengan benar. Si B mendapat 80. Dalam hatinya, si B merasa diri lebih baik dari si A. Hidup adalah kompetisi. Sebagian menyadari, karena itu muncul dengan alamiah, sebagai akibat dari interaksi dengan orang lain. Bila hidup sendirian dalam gua, beda cerita. Terjadinya di mana-mana. Bisa dalam sekolah, pekerjaan kantor, mencari pasangan, mengikuti segala lomba, dan lainnya, yang melibatkan banyak orang. Tiap-tiap orang punya strategi. Tiap-tiap orang ingin mencapai hasil kompetisi telah keluar, ada yang puas, ada pula yang kecewa. Ada yang berpendapat bahwa kita tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan prestasi orang lain. Ini bisa memicu rasa iri dan mengganggu emosi jiwa. Ada pula yang beranggapan bahwa dengan mengukur pencapaian diri berdasarkan hasil orang lain, bisa menggairahkan motivasi untuk lebih lagi berjuang seperti orang itu. Jika dia bisa, mengapa saya tidak?Keduanya benar dengan argumen masing-masing. Efektif pula manfaatnya ketika diaplikasikan pada saat yang tepat. Tetapi, salah, jika digunakan untuk membenarkan kemalasan, sehingga hasil yang diperoleh seadanya. Saya akan melengkapi pandangan itu. Namun, lebih kepada soal rasa. Bagaimana seandainya pencapaian kita lebih bagus dari orang lain, sehingga kita merasa lebih baik? Bolehkah merasa lebih baik? Bolehkah si B pada ilustrasi di atas merasa lebih baik dari si A? Sangat ukur kemajuanDengan mendapat 80 yang memang lebih bagus dari 50, si B menilai dirinya dapat berpikir lebih pintar daripada temannya. Berarti, kemampuan otaknya bagus, meskipun masih bisa dimaksimalkan sehingga beroleh nilai 100. 1 2 3 Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beberapa orang yang memiliki sifat superior memang menyebalkan. Bahkan, mereka merasa mereka yang paling tinggi derajatnya, paling berilmu, paling benar, dan paling-paling gak heran banyak perundungan akhir-akhir ini terjadi. Tidak hanya di sekolah, namun di lingkungan sekitar rumah juga. Tapi sebenarnya, kenapa ya orang bisa merasa lebih superior terhadap orang lain? Baca Juga 5 Pesan Untukmu yang Terlalu Mengandalkan Privilege, Jangan Sombong! 1. Merasa lebih berkuasa ilustrasi sekelompok orang membully ZhangOrang merasa aman dan terlindungi karena ada orang lain yang melindunginya, sehingga ia merasa berkuasa. Namun, karena satu dan lain hal orang yang memiliki sifat superior ini menyalahgunakan keadaan yang ia dapatkan. Ia akan melakukan apa pun seenaknya meskipun itu tidak jarang orang yang seperti ini biasanya suka menindas orang lain. Gak heran juga banyak sekali perundungan dan kekerasan yang terjadi pada orang lain yang memiliki kedudukan lebih rendah di matanya. Jahat banget!2. Insecure melihat orang lain yang lebih baik darinyailustrasi orang dengan paper bag di kelapa payamPerasaan insecure ini memang bisa membuat orang yang memilikinya merasa superior. Meskipun agak kontras, tapi ini fakta. Hal ini dikarenakan karena mereka berusaha untuk kelihatan lebih unggul daripada orang lain agar terbebas dari perasaan rendah perasaan insecure akan mengakibatkan kita lebih merasa inferior dan tidak berani untuk melangkah ke depan. Tapi ada beberapa orang yang insecure ini menjadi lebih superior hanya karena tidak ingin dirinya dilihat sebagai orang lebih rendah dan tidak berharga di mata orang lain. Biasanya, orang dengan tipe seperti ini suka membandingkan hidup dengan orang lain sehingga membuat dirinya tidak merasa Punya self-esteem yang terlalu rendah dan terlalu tinggiilustrasi wanita menutupi wajahnya Allmark Self-esteem yang terlalu rendah maupun tinggi memiliki efek yang negatif. Padahal, dengan porsi yang pas dan sehat bisa membuat kita lebih percaya diri dan secure terhadap diri yang terlalu rendah membuat kita memandang diri kita buruk. Dan agar tidak dipandang rendah oleh orang lain, secara tidak sadar kita berusaha untuk menjelaskan diri kita ke orang lain secara berlebihan. Sayangnya, itu dipandang seperti bualan saja. Sebaliknya, apabila kita memiliki self-esteem terlalu tinggi, akan mengakibatkan kita menjadi lebih malas dan menyepelekan orang lain yang memiliki kemampuan lebih rendah dari kita. Biasanya, kita juga memandang rendah orang lain yang tidak selevel dengan kita. Baca Juga 5 Hal yang Membuatmu Dikira Sombong di Tempat Kerja, Hindari! 4. Punya sifat narsistikilustrasi pria yang sedang senang SammySifat superior biasanya merupakan salah satu indikasi seseorang memiliki sifat narsistik. Bisa jadi juga itu mengacu pada mental disorder, yaitu narcissistic personality disorder NPD. Orang dengan sifat ini akan terlihat percaya diri pada awalnya, namun di saat yang sama ia juga tidak terima kalau ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya. Selain itu, ia juga percaya bahwa ia adalah orang yang unik dan berbeda dengan orang juga akan merasa lebih worthy kalau menerima pujian dari orang lain. Mereka juga hidup dari validasi orang lain, sehingga kalau dirinya tahu ada orang lain yang lebih baik, ia tidak akan terima. Terkadang, ia juga berusaha untuk menjatuhkan orang tersebut agar tidak Berusaha menutupi kekurangannyailustrasi pria menutupi wajahnya TareqPernah gak kalian bertemu dengan orang yang membual tentang dirinya sendiri? Agar bisa diakui, ia berusaha meyakinkan orang lain. Padahal, tidak ada orang yang sempurna di dunia ini dan kita juga tidak perlu repot-repot untuk berusaha menjelaskan siapa dan bagaimana diri kita di depan orang lain. Orang yang seperti itu tidak yakin dengan dirinya sendiri sehingga ia berusaha untuk menjelaskan keunggulan dirinya tanpa diminta. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena merasa inferior dan tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri. Don't tell, just show yourself itu adalah alasan beberapa orang merasa dirinya lebih superior terhadap orang lain. Kalau kalian menemui orang yang seperti ini, apa yang akan kalian lakukan? Baca Juga 5 Kalimat Tamparan untukmu yang Merasa Superior, Jangan Sombong! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Perilaku membanding-bandingkan sering tidak sengaja terlintas dalam benak kita. Salah satunya dalam bentuk menilai orang lain lebih hebat dari kita. Terkadang mengetahui banyak perkembangan dan kemajuan orang lain bisa membuat kita minder. Capaian dan prestasi orang lain justru sering membuat kita meremehkan kemampuan diri ada banyak kerugian ketika kamu berlebihan dalam menilai orang lain. Perasaan iri dan minder sering disebabkan karena kita telah overestimate terhadap kemampuan orang lain. Jika tidak bisa mengendalikan mentalmu, hal tersebut justru bisa membuatmu putus asa. Namun bukannya berarti kamu boleh merendahkan orang lain juga ya. Perilaku membanding-bandingkan dalam segala bentuk sangat tidak baik ini 5 alasan kenapa tidak seharusnya kamu berlebihan dalam menilai orang lain, terutama merasa orang lain lebih Sering memunculkan rasa sillimanInsecure merupakan perasaan cemas berlebih akibat menurunnya rasa percaya diri yang dimiliki. Perasaan ini bisa muncul ketika kamu sering menilai orang lain lebih hebat yang insecure akan sulit percaya diri dan merasa rendah diri. Hal ini mengakibatkan dirinya merasa tidak bisa melakukan apa-apa dan merasa gagal sebelum mencoba. Yang paling buruk perasaan ini bisa membuat mental seseorang jatuh dan berakibat hilangnya semangat untuk belum banyak yang bisa kamu dapatkan, bukan berarti kamu lebih buruk. Hindari perilaku yang menunjukkan sikap tidak mencintai diri sendiri. Karena setiap orang memiliki jatah waktunya masing-masing. Jangan berkecil hati ketika orang lain melakukan sesuatu yang hebat, karena sebenarnya kamu pun bisa Kamu hanya akan fokus dengan kekuranganmuPexels/Andrea PiacquadioSeorang yang menilai orang lain lebih hebat darinya akan selalu fokus dengan kekurangan yang dimiliki. Sikap membanding-bandingkan ini membuatnya fokus dengan apa yang tidak dia miliki. Akibatnya kelebihan yang dimiliki menjadi terabaikan. Padahal setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya tidak pantas membandingkan dirimu hanya karena kamu tidak bisa melakukan apa yang orang lain lakukan. Bukankah kamu juga memiliki potensi dalam dirimu yang juga bisa membawamu pada kesempatan besar?Alih-alih memikirkan apa yang tidak bisa kamu lakukan, lebih baik kamu terus mengasah kemampuanmu dan merencanakan target ke depan. Baca Juga 5 Pemikiran Ini Bisa Jadi Tanda Kamu Orang yang Sukses di Masa Depan 3. Membatasimu untuk meraih apa yang kamu inginkanPexels/Andrea PiacquadioSeseorang yang belum memiliki mental yang kuat, akan mudah putus asa ketika melihat capaian orang lain. Seluruh pikiranmu akan dikendalikan emosi negatif dan mengganggu rencana yang sudah disusun orang lain lebih hebat bisa membuatmu membatasi untuk meraih apa yang kamu inginkan. Perasaan tersebut akan membentuk mindset bahwa apa yang orang lain lakukan tidak bisa kamu capai. Padahal jika mau berusaha dan bekerja keras, bukan tidak mungkin kamu juga bisa meraihnya. Bahkan kamu bisa melebihi seseorang yang kamu anggap hebat sebelumnya. Asalkan berusaha lebih keras dari yang dikerjakan orang lain, kamu malah akan melampauinya4. Kamu perlu menghargai diri sendiri agar lebih mudah bersyukur dan bahagiaPexels/Andrea PiacquadioKetika kamu menganggap orang lain lebih hebat, hal tersebut malah membuatmu sulit bersyukur dan mempersyaratkan kebahagiaan. Kamu akan berpikir orang lain selalu di depanmu, sehingga kamu merasa selalu di jika kamu gampang menghargai diri sendiri maka rasa syukur dan bahagia akan mudah kamu rasakan. Bersyukur dan bahagia membuatmu lebih optimis ketika menghadapi masa-masa yang sulit. Kepercayaan dirimu bisa tumbuh ketika kamu bisa menerima dirimu apa adanya, meski memiliki banyak syukur bisa didapat ketika kamu bisa memberi waktu bagi dirimu sendiri. Dengan hal tersebut kamu bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang pernah Hanya jadikan sebagai motivasi jangan berlebihanPexels/Andrea PiacquadioBeberapa orang sering menjadikan kehebatan orang lain sebagai motivasinya untuk menjadi lebih baik. Maka jadikan kehebatan orang lain sebagai motivasimu untuk berusaha lebih keras lagi. Jangan overestimate terhadap capaian orang lain karena bisa membuatmu merasa rendah diri dan tidak mencintai dirimu kamu perlu berhenti menilai orang lain lebih hebat darimu, namun bukan berarti kamu boleh menganggap enteng orang lain. Sebaiknya perilaku membanding-bandingkan perlu kamu hindari. Entah merasa lebih baik atau menilai lebih buruk hanya akan membuat hidupmu tidak tenang. Hindari sifat sombong dan arogan yang bisa menjatuhkanmu kamu belum bisa memiliki mental yang kuat lebih baik berhenti menilai orang lain lebih hebat darimu. Hal tersebut hanya akan membuatmu minder dan tidak percaya diri. Baca Juga Jauhi Sifat Sombong, 5 Alasan Konkrit Kamu Gak Boleh Besar Kepala IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Sikap merendahkan orang lain berpangkal dari perasaan lebih baik dari yang lain. Materi khutbah ini membeberkan tips-tips bagaimana akar masalah itu teratasi dengan mengutip pandangan Imam al-Ghazali. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Agar Tak Gampang Merendahkan Orang Lain". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan desktop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْكِ الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَآبِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Islam mengajarkan para pemeluknya untuk berlomba dalam kebaikan fastabiqul khairat. Ini artinya masing-masing orang didorong untuk menjadi paling unggul dibanding yang lain dalam berbuat baik. Anjuran ini juga berkelindan dengan konsep kehidupan menurut Islam bahwa yang hakiki dan abadi adalah akhirat, sementara yang semu dan sementara adalah dunia. Dunia, dengan demikian, adalah tempat menanam sebanyak-banyaknya kebaikan agar bisa dipanen pada kehidupan di akhirat kelak. Dalam Al-Qur’an sendiri Allah mengiming-imingi bahwa manusia yang paling tinggi derajat kemuliaannya adalah yang paling bertakwa inna akramakum indallahi atqakum. Informasi ini secara implisit juga bermakna anjuran berkompetisi dalam ketakwaan. Semakin muttaqin bertakwa seseorang, semakin unggul kedudukannya di sisi Allah swt. Hadirin yang semoga dirahmati Allah, Ada jebakan yang cukup samar ketika seseorang “berhasil” memperbanyak kebaikan, seperti ibadah wajib, ibadah sunnah, peran sosial, atau menjadi ahli di bidang pengetahuan tertentu. Jebakan tersebut adalah perasaan “sudah sangat baik” atau “lebih baik dari orang lain”. Sebab, ini adalah pintu masuk bagi sikap untuk memandang rendah atau menyepelekan orang lain. Menjadi baik adalah satu hal, dan merasa sudah baik adalah hal yang lain. Yang pertama menekankan sisi proses, sementara yang kedua cenderung menganggap sudah mencapai hasil. Padahal, implementasi dari fastabiqul khairat harusnya adalah proses tidak berkesudahan. Ketika kita berhenti karena sudah merasa berada di posisi yang lebih baik dari yang lain, maka di situlah kita tanpa terasa sedang terperosok. Sebab, merasa lebih baik dari orang lain adalah ketidakbaikan itu sendiri. Akhirnya apa yang tampak berhasil sejatinya adalah kegagalan. فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى “Jangan kamu merasa paling suci. Karena Dia-lah yang lebih mengetahui orang yang paling bertakwa,” QS An-Najm 32. Para ahli tafsir mengungkap, ayat tersebut adalah kritik terhadap mereka yang gemar memuji dan membangga-banggakan amal sendiri. Padahal, kualitas ketakwaan hanyalah Allah yang paling tahu. Bisa jadi suatu amal ibadah atau kebaikan di satu sisi terlihat menggunung tapi di sisi lain ternyata keropos dan rapuh. Mudah runtuh dalam sekejap. Atau sebaliknya, amal yang sekilas tampak remeh bisa jadi sangat berharga di mata Allah karena dijalankan dengan penuh ketulusan dan ridha-Nya. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Lalu bagaimana kita bisa selamat dari jebakan merasa lebih baik atau bangga diri ujub yang menjadi pangkal sikap merendahkan orang lain? Imam al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah memberikan kiat-kiatnya. Beliau merekomendasikan pendekatan manajemen pikiran yang selalu melihat kemungkinan positif dari orang lain, entah itu orang tua atau anak, berilmu atau bodoh, mukmim atau kafir. Saat kita melihat anak kecil atau lebih muda, berpikirlah bahwa ia itu lebih baik dari diri kita. Waktu mereka untuk bermaksiat tentu lebih sedikit dibanding kita yang lebih tua dari mereka. Saat kita melihat orang yang lebih tua, berpikirlah bahwa ia juga lebih baik dari kita. Sebab, ibadah mereka tentu mulai lebih dulu daripada kita yang lahir belakangan. Ketika bertemu dengan orang pandai atau berilmu, kita juga diajak untuk berpikir bahwa itu semua adalah anugerah yang belum kita gapai, prestasi yang belum kita raih. Mereka tahu banyak hal tentang apa yang tidak banyak kita ketahui. Kita bukan cuma tidak selevel tapi juga sulit mengungguli kebaikannya. Ketika berjumpa dengan orang bodoh, kita juga diajak untuk berpikir bahwa ia tetap lebih baik dari kita. Andaipun mereka ini bermaksiat tentu maksiat mereka lebih ringan daripada kita. Sebab, mereka durhaka karena kebodohan, sementara kita berbuat dosa justru atas dasar ilmu. Pengadilan akhirat kelak akan menjadikan ini dasar ketika waktu perhitungan tiba. Bagaimana kita melihat orang kafir? Imam al-Ghazali lagi-lagi menyuruh kita untuk menata pikiran bahwa ia juga mungkin lebih baik. Ajal orang tidak ada yang tahu. Bisa jadi Allah mewafatkan orang kafir itu secara husnul khatimah dengan memeluk Islam sehingga bersihlah dosa-dosa sebelumnya. Sementara diri kita? Tidak ada jaminan kita mati dengan masih membawa anugerah terbaik, yakni iman. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Kita mungkin mudah saja meraih simpati atau kesan sebagai orang saleh dan baik di mata orang-orang. Namun, itu semua hanyalah semu karena kebaikan yang hakiki adalah kebaikan di mata Allah di akhirat kelak. Imam al-Ghazali berpandangan bahwa kebaikan di sisi Allah sesungguhnya adalah sesuatu yang masih misterius. Kepastiannya menunggu ketika kita mati, apakah dalam keadaan su’ul khatimah atau husnul khatimah. Kata Imam al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah بَلْ يَنْبَغِي لَكَ أَنْ تَعْلَمَ أَنَّ الْخَيْرَ مَنْ هُوَ خَيرٌ عِنْدَ اللّٰهِ فِي دَارِ الْاٰخِرَةِ، وَذٰلِكَ غَيْبٌ، وَهُوَ مَوْقُوْفٌ عَلَى الخَاتِمَةِ؛ فَاعْتِقَادُكَ فِي نَفْسِكَ أَنَّكَ خَيْرٌ مِنْ غَيْرِكَ جَهْلٌ مَحْضٌ، بَلْ يَنْبَغِي أَلَّا تَنْظُرُ إِلَى أَحَدٍ إِلَّا وَتَرَى أَنَّهُ خَيْرٌ مِنْكَ، وَأَنَّ الْفَضْلَ لَهُ عَلَى نَفْسِكَ "Ketahuilah bahwa kebaikan adalah kebaikan menurut Allah di akhirat kelak. Itu perkara ghaib tidak diketahui dan karenanya menunggu peristiwa kematian. Keyakinan bahwa dirimu lebih baik dari selainmu adalah kebodohan belaka. Sepatutnya kau tidak memandang orang lain kecuali dengan pandangan bahwa ia lebih baik ketimbang dirimu dan memiliki keutamaan di atas dirimu." Sang Hujjatul Islam juga menyebut ujub sebagai penyakit kronis. Yang ditimpa pun bukan fisik tetapi hati yang penanganannya tentu lebih sulit. Penyakit ini jika tidak segera ditangani akan memancing penyakit-penyakit lain untuk datang, seperti gemar menghina atau merendahkan orang lain, mencaci-maki, egois, tertutup atas nasihat, antikritik, dan mungkin yang lebih ekstrem, merasa berhak menganiaya orang lain. Na’udzubillahi min dzalik. Tugas pokok manusia mengabdi total kepada Allah. Soal kualitas ibadah, manusia memang harus mengikhtiarkannya semaksimal mungkin tetapi bukan untuk dibangga-banggakan, apalagi sampai menganggap rendah orang lain. Terlebih dalam sebuah hadits dijelaskan sesungguhnya faktor paling menentukan kita selamat adalah rahmat Allah, bukan yang lain. لَنْ يُنْجِي أحَدًا مِنكُم عَمَلُهُ، قال رَجُلٌ ولَا إِيَّكَ يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ ولَا إِيَّايَ إلَّا أنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ مِنْهُ برَحْمَةٍ ولٰكِنْ سَدِّدُوا Artinya, “Amal tidak akan menyelamatkan kalian.” Seseorang bertanya, “Apakah amal juga tidak menyelamatkan engkau, wahai Rasulullah?” Jawab Nabi, “Tidak pula amal menyelamatkanku hanya saja Allah melimpahiku dengan rahmat dari-Nya, akan tetapi luruslah cari kebenaran dan amalkan,” HR al-Bukhari. Semoga Allah selamatkan kita semua dari penyakit hati yang parah, dan jikapun kita terkena penyakit hati sekecil apa pun maka Allah segera menyembuhkannya. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلَآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Mahbib Khoiron Artikel ini terbit atas hasil kerja sama antara NU Online dan UNDP
jangan merasa lebih baik dari orang lain